Lambang Polisi
bernama Rastra Sewakottama yang berarti "Polri
adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa." Sebutan itu adalah
Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak
1 Juli 1954.
Polri yang
tumbuh dan berkembang dari rakyat, untuk rakyat, memang harus berinisiatif dan
bertindak sebagai abdi sekaligus pelindung dan pengayom rakyat. Harus jauh dari
tindak dan sikap sebagai "penguasa". Ternyata prinsip ini sejalan
dengan paham kepolisian di semua Negara yang disebut "new modern police
philosophy", "Vigilant Quiescant" (kami berjaga
sepanjang waktu agar masyarakat tentram).
Prinsip
itu diwujudkan dalam bentuk logo dengan rincian makna sbb:
Perisai bermakna
pelindung rakyat dan negara.
Tiang
dan nyala obor bermakna
penegasan tugas Polri, disamping memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna
penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi
kamtibmas yang mantap.
Pancaran
obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan 5
penyangga bermakna 17 Agustus 1945, hari Proklamasi Kemerdekaaan yang berarti
Polri berperan langsung pada proses kemerdekaan dan sekaligus pernyataan bahwa
Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan negara.
Tangkai padi dan kapas menggambarkan
cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur, sedangkan 29 daun kapas
dengan 9 putik dan 45 butir padi merupakan suatu pernyataan tanggal pelantikan
Kapolri pertama 29 September 1945 yang dijabat oleh Jenderal Polisi Raden Said
Soekanto Tjokrodiatmodjo.
3 Bintang di atas logo bermakna Tri
Brata adalah pedoman hidup Polri. Sedangkan warna hitam dan kuning adalah warna
legendaris Polri.
Warna hitam adalah lambang
keabadian dan sikap tenang mantap yang bermakna harapan agar Polri selalu tidak
goyah dalam situasi dan kondisi apapun; tenang, memiliki stabilitas nasional
yang tinggi dan prima agar dapat selalu berpikir jernih, bersih, dan tepat
dalam mengambil keputusan.
Prinsip itu diwujudkan dalam bentuk logo dengan rincian makna sbb:
Tiang dan nyala obor bermakna penegasan tugas Polri, disamping memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi kamtibmas yang mantap.
Pancaran obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan 5 penyangga bermakna 17 Agustus 1945, hari Proklamasi Kemerdekaaan yang berarti Polri berperan langsung pada proses kemerdekaan dan sekaligus pernyataan bahwa Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan negara.